Kepada ISIS, Pastor Ini Tolak Pindah Agama dan Siap Dipenggal
NEWS ISIS Pastor Jack Murad, seorang pemimpin biara di Suriah yang dibebaskan gerombolan teroris ISIS setelah menawan dirinya dan seorang petugas biara kuno selama 84 hari menceritakan bagaimana didalam penawanan meskipun dirinya dan tawanan lain diperlakukan baik, namun ancaman kematian selalu dilontarkan kepada mereka.
Ancaman kematian itu dilontarkan agar para tawanan mau pindah agama. Namun Jack selalu menolaknya. “Bagi mereka, penolakan saya untuk pindah agama berarti adalah kematian. Untuk membuat kami ketakutan, mereka menjelaskan secara rinci bagaimana mereka akan membunuh kami. Mereka sangat pintar meneror kami. Ketika saya dipaksa untuk dipaksa untuk pindah agama, saya mengatakan bahwa saya tidak akan pernah sekalipun memikirkan bahwa saya akan melakukan hal itu,” katanya seperti dirilis BBC, Rabu (28/10/2015).
Ancaman kematian itu dilontarkan agar para tawanan mau pindah agama. Namun Jack selalu menolaknya. “Bagi mereka, penolakan saya untuk pindah agama berarti adalah kematian. Untuk membuat kami ketakutan, mereka menjelaskan secara rinci bagaimana mereka akan membunuh kami. Mereka sangat pintar meneror kami. Ketika saya dipaksa untuk dipaksa untuk pindah agama, saya mengatakan bahwa saya tidak akan pernah sekalipun memikirkan bahwa saya akan melakukan hal itu,” katanya seperti dirilis BBC, Rabu (28/10/2015).
Menariknya Jack menceritakan bagaimana para penculiknya selalu penasaran mengenai keyakinan Kristen yang dianutnya. Hal itu terbukti dengan seringnya mereka mengajak diskusi untuk menanyakan mengenai Kekristenan. Namun Jack mengatakan bahwa menjawab pertanyaan mereka adalah tindakan yang kurang tepat karena moncong senjata juga diarahkan ke kepalanya.
? ?Mereka bertanya tentang apa yang saya yakini mengenai siapa Tuhan, Tritunggal, Kristus dan Kayu Salib. Namun apa gunanya meladeni perdebatan dengan seseorang yang menculik anda dan disaat bersamaan mereka mengarahkan moncong senjata itu ke kepala anda?” jelasnya.
Jack sendiri dilepaskan setelah beberapa para “Amir” dari ISIS menawarkan perjanjian yang intinya para pemeluk Kristen di Suriah boleh menetap di wilayah yang dikuasai ISIS dengan syarat membayar pajak. Dengan kesepakatan ini, semua tawanan Kristen dilepas dan diperbolehkan kembali ke Al-Qaryatain. Menurut para Amir tersebut, orang-orang Kristen Al-Qaryatain yang bersenjata membuat gangguan terhadap ISIS karena terus mencari keberadaan dirinya.
No comments:
Post a Comment